SPP.com – Pergerakan para mahasiswa, yang dilaporkan oleh banyak media berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia, merupakan perwujudan dari demokrasi. Pemerintah tak bisa menganggapnya sebagai suatu ancaman atas keberlangsungan roda pemerintahan. Malah seharusnya, bisa menjadi bagian dalam menyempurnakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan mendengar langsung dari mulut para mahasiswa.
Ketua Umum Srikandi Pemuda Pancasila Hj. Sarimaya, SE, Msi menyatakan gerakan para mahasiswa ini merupakan sambung lidah dari rakyat.
“Mereka melakukan aksi, karena mereka melihat secara langsung kesulitan masyarakat. Bahkan mungkin kesulitan di hidup mereka sendiri. Ibu dan bapak mereka. Jadi tidak bisa dibilang salah, jika mereka ingin menyampaikan unek-unek mereka,” kata Sarimaya, Senin (11/4/2022).
Ditengah himpitan ekonomi, baik sebagai dampak pandemi maupun dengan naiknya beberapa bahan pokok, tentunya dengan sikap kritis yang dimiliki mahasiswa, mereka tergerak untuk berkontribusi dalam menjadikan negara ini menjadi lebih baik lagi.
“Selama aksi itu dilakukan dengan baik, menyuarakan apa yang menjadi kesulitan masyarakat, tentunya tak perlu dihadapi dengan represif oleh aparat. Apalagi mereka ingin bertemu dengan para wakil rakyat, yang nota bene adalah wakil mereka juga,” ungkap Sarimaya.
Sarimaya hanya berpesan bahwa dalam melakukan aksi, para mahasiswa harus tetap bijaksana dan tetap dalam koridor UUD 1945 dan Pancalisa.
“Jangan anarkis. Jangan merusak apapun yang merupakan fasilitas umum. Karena nanti masyarakat juga yang akan kesulitan dan pemerintah harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan. Sampaikan suara kalian sesuai dengan kualitas kalian sebagai penerus bangsa ini, sebagai penjaga ibu pertiwi ini dan sebagai penjaga kedaulatan NKRI,” pungkasnya.
