SPPcom – Para produsen tahu dan tempe melakukan sweeping terhadap produsen yang masih membuat tempe menjelang mogok produksi untuk memprotes kenaikan harga kedelai.
Dalam tiga video berdurasi satu sampai dua menit yang diperlihatkan Muslimin, pengrajin tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara, terlihat sejumlah orang merazia produsen tempe di dua tempat berbeda.
“Para produsen melakukan sweeping sebelum dan saat mogok produksi nanti untuk merazia produsen tempe yang nakal,” kata Muslimin kepada Tempo, Ahad, 20 Februari 2022.
Menurut Muslimin, razia itu dilakukan agar produsen tempe satu sikap dalam menuntut campur tangan pemerintah mengendalikan harga kedelai impor yang meroket.
“Sweeping itu juga sudah memiliki izin kepolisian melalui Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti),” kata Muslimin.
Ketua Kopti Jakarta Pusat Khairun mengatakan video tersebut adalah sweeping yang dilakukan paguyuban produsen tempe di Sunter dan Tanah Abang.
“Mereka inisiatif melakukan sweeping untuk menindak produsen yang nakal masih memproduksi tempe,” kata Khairun soal video tersebut.
Khairun mengatakan peristiwa itu terjadi pada 19 Februari sekitar pukul 20.00 WIB. Saat disidak, para produsen tempe menemukan 200 kg tempe yang sudah siap dilepas ke pasar. Menurut Khairun tempe itu akan dijual saat komunitas tempe se-Jabodetabek melakukan mogok produksi.
Dalam notulen rapat Puskopti DKI Jakarta tertanggal 11 Februari yang dilihat Tempo, produsen tempe dan tahu se-Jabodetabek sepakat mogok produksi serentak selama tiga hari mulai 21 sampai 23 Februari. Puskopti DKI Jakarta juga meminta agar Tata Niaga Kedelai agar bahan baku tempe dan tahu ditangani pemerintah.
Mogok produksi dilakukan pembuat tempe karena harga keledai yang meroket drastis. Saat ini harga bahan baku tempe dan tahu itu mencapai Rp12.000 per kilogram. Padahal harga kedelai impor sebelumnya hanya Rp 9.500 sampai Rp10.000 per kg.
Menanggapi keluhan pedagang tahu dan tempe, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan kenaikan harga kedelai di Indonesia karena beberapa permasalahan dari negara importir, salah satunya adalah cuaca buruk El Nina di kawasan Amerika Selatan. Selain itu, Ia juga mengatakan naiknya harga keledai karena Cina memiliki lima miliar babi baru yang membutuhkan pakan dari kedelai.
Sumber: https://metro.tempo.co/read/1562964/mogok-produksi-tiga-hari-paguyuban-sweeping-produsen-tahu-dan-tempe/full&view=ok
Komentar