Tradisi Roah Perekat Rasa Persaudaraan Masyarakat Sasak Saat Ramadhan

Liputan87 views

srikandipp.com – Suara beduk menggema sampai ke sudut-sudut Kampung Abu Dabi, Desa Darek, Kabupaten, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (18/3/2024) sore menjelang Magrib.

Sejumlah laki-laki bergegas melangkah ke masjid untuk melaksanakan tradisi roah saat Ramadhan 1445 Hijriah.

Anak-anak mengenakan busana muslim tampak gembira mengikuti langkah orangtuanya untuk mengikuti tradisi roah. Roah merupakan ritual doa bersama yang dilakukan oleh kaum laki-laki di masjid. Para perempuan atau ibu-ibu rumah tangga berperan dalam menyiapkan hidangan yang diantarkan ke masjid dengan menggunakan dulang atau baki besar.

Dulang-dulang ini berisi berbagai macam makanan seperti opor ayam, opor telur, pecel, pelecing, dan masakan khas lainnya.
Ramli (53) tokoh masyarakat setempat menjelaskan bahwa roah merupakan tradisi rutin yang dilakukan setiap tahun di awal, pertengahan, dan akhir Ramadhan.

Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur untuk menyambut kedatangan bulan suci dengan penuh sukacita. “Roah ini memang tradisi setiap tahun, kita bersyukur dapat bertemu dengan bulan suci Ramadhan lagi,” kata Ramli, Senin (18/3/2024). Ramli menjelaskan bagaimana tradisi ini dilakukan. “Pelaksanaan roah dimulai dengan para perempuan mengantarkan dulang berisi hidangan ke masjid.

Kemudian, kaum laki-laki berkumpul di masjid untuk melakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang kiai atau Tuan Guru,” kata Ramli.

Selain sebagai wujud rasa syukur, tradisi ini juga dilakukan untuk mempererat persaudaraan. “Setelah doa bersama selesai, tibalah saatnya untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan dalam dulang.

Momen ini menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan bagi masyarakat Dusun Abu Dabi,” kata Ramli. Selain dilaksanakan menyambut awal Ramadhan, roah juga dilakukan di pertengan bulan puasa dan di akhir bulan puasa. “Roah ini juga dilakukan di pertengahan bulan Ramadhan, yang kita sebut juga roah balik ayat.

Jadi balik ayat ini maksudnya mengganti ayat bacaan Quran saat pelaksanaan shalat tarawaih,” kata Ramli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *