srikandipp.com – Perjalanan karier Venna Melinda dimulai sejak tahun 1987 saat dia bermain film Catatan Si Boy. Dalam usia yang masih remaja, dia terus mengejar karirnya, meskipun orang tuanya tidak setuju dengan pilihannya untuk terlibat dalam dunia entertainment. Setelah menyelesaikan perguruan tinggi, pada tahun 1992, dia berhasil menjadi None Jakarta, mewakili Universitas Trisakti.
Kemudian, pada tahun 1994, Venna mengikuti ajang Putri Indonesia dan berhasil memenangkan dua gelar, Putri Indonesia 1994 dan Putri Persahabatan 1994.
Venna mengenang masa-masa awal kariernya yang menjadi titik tolak menuju ketenaran. “Mustika Ratu yang dipimpin oleh Ibu Mooryati Soedibyo yang merupakan owner Mustika Ratu sebagai penyelanggara ajang Putri Indonesia dan juga pemegang lisensi Miss Universe. Waktu itu, Indonesia belum ada dukungan resmi dari pemerintah,” ungkap Venna.
Jadi kalau kita ikut menang di Putri Indonesia kita berhak untuk mengikuti Miss Universe pageant Cuma tahun 1994 Indonesia itu belum ada dukungan resmi dari pemerintah sehingga Venna hanya sebagai pengamat atau seorang yang tidak boleh maju dipanggung dan tidak boleh ikut penilaian.
“Tapi saya Alhamdulillahnya bisa masuk frontpage The Philippine Star Karena waktu itu penyelenggaraannya kan di Filipina karena banyak mereka bertanya kenapa Indonesia tidak boleh ikut Miss Indonesian, sementara yang lain itu kan ikut. Alhamdulillah akhirnya itu jadi pengalaman berharga yang mengantarkan saya terjun ke dunia entertainment,” Ungkap Venna.
Dalam perjalanan menuju Filipina untuk menghadiri acara Miss Universe, mereka berbincang mengenai kehidupan pribadi Venna. “Banyak omongan miring tentang saya karena orang tua saya bercerai. Ibu Mooryati bertanya, ‘Venna, kamu broken home?’ Saya bilang, saya tidak merasa begitu karena saya bisa menang None dan Putri Indonesia,” cerita Venna. Dari percakapan ini, Venna belajar tentang pentingnya memiliki semangat juang yang tinggi.
Venna juga mengenang betapa Ibu Mooryati mengajarinya untuk menjadi lebih ramah dan fleksibel. “Dulu saya orangnya kalau nggak diajak ngomong itu kan diem, jutek. Tapi Ibu Mooryati mengajarkan, ‘Venna, kamu itu cantik. Tapi kalau lebih ramah, kamu lebih cantik’,” kata Venna sambil tersenyum. Pengajaran ini sangat membekas dan membantunya ketika terjun ke dunia politik, di mana dia harus cepat beradaptasi.
Pengalaman menjadi Putri Indonesia membawa Venna ke berbagai pelosok negeri, termasuk saat harus bertugas di Lampung pasca-gempa. “Saya harus bisa pakai high heels di jalanan yang hancur, menghibur anak-anak korban gempa, dan menyerahkan bantuan. Itu mengajarkan saya untuk humble, tidak cengeng, dan multi-tasking,” kenang Venna. Tugas-tugas ini memperkuat keyakinannya bahwa perempuan harus bisa melakukan banyak hal sekaligus.
Salah satu pelajaran paling berharga dari Ibu Mooryati adalah pentingnya pendidikan dan kemandirian. “Ibu Mooryati menunjukkan bahwa perempuan tidak boleh berhenti sekolah, harus mandiri, dan tetap cantik. Saya belajar bahwa kita harus terus mengasah kemampuan dan memperbarui diri,” ujar Venna. Nilai-nilai ini terus dia pegang, menjadikannya sosok yang inspiratif di bidang apapun yang dia tekuni, baik di dunia hiburan maupun politik.
Sejak saat itu, Venna mulai mendapat banyak tawaran dalam dunia seni peran salah satunya adalah bermain di sinetron Bela Vista sampai akhirnya merintis bisnis dengan membuka Venna Studio yaitu sanggar senam yang didalamnya terdapat fitness centernya.
Setelah menikah dan memiliki dua anak, Venna masih aktif di dunia hiburan sebagai penyanyi dan penari salsa. Dia merilis album solo berjudul “Venna the Other Side of Me” dan buku inspiratif berjudul “Guide to Good Living” yang ditulis bersama Endah Albertine, seorang penulis terkenal pada saat itu.
Karier Politik
Pada tahun 2009 hingga 2018, Venna terjun ke dunia politik sebagai anggota DPR. Namun, pada tahun 2019, dia memutuskan untuk mundur setelah bergabung dengan partai politik yang berbeda yaitu dari Partai Demokrat ke Partai Nasdem namun gagal terpilih Kembali karena ada perbedaan 83 suara. Setelah itu, dia beralih ke dunia digital dengan membuat channel YouTube bernama Venna Melinda Channel dan memulai bisnis online seperti Venna’s cake dan Venna Melinda Collection yaitu jualan baju muslim. Meskipun menghadapi tantangan seperti pandemi Covid-19, Venna tetap gigih dalam menjalankan bisnis online-nya.
Tahun 2024, Venna kembali terjun di dunia politik melalui Partai Perindo. Ia maju di Dapil Jawa Timur VI yang meliputi Tulungagung, Kabupaten/Kota Blitar dan Kabupaten/Kota Kediri namun gagal melenggang ke Senayan karena partainya tidak melampaui ambang batas di Parlemen.
Venna mengungkapkan bahwa keberhasilannya tidak terjadi secara instan, melainkan melalui perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Meskipun pernah mengalami penolakan dalam dunia modeling, dia menemukan kesuksesan dalam dunia hiburan dengan kerja keras dan kesabaran. Kemudian, Venna berbagi pengalaman uniknya dalam dunia politik, di mana dia menekankan pentingnya kesederhanaan dan dedikasi dalam melayani masyarakat.
Selain itu, Venna juga menyoroti pentingnya memberikan teladan yang baik bagi anak-anak, baik melalui karir maupun perilaku hidup. Dia berbagi tentang bisnisnya dalam fashion baju muslim, menunjukkan kesinambungan antara karir dan nilai-nilai yang dia anut.
Bergabung di Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Srikandi Pemuda Pancasila
Sebagai Kepala Bidang Humas di DPN Srikandi Pemuda Pancasila, upaya-upaya yang dilakukan untuk memajukan organisasi antara lain melalui platform digital seperti website dan saluran YouTube, IG, Tiktok yang fungsinya untuk memperluas jangkauan organisasi dan mendidik masyarakat tentang isu-isu yang relevan dengan kaum wanita.
Venna menjelaskan alasan masuk ke dalam Srikandi Pemuda Pancasila karena dia merasa bahwa di antara berbagai profesi yang pernah dia jalani, dia bukanlah seorang yang berorientasi pada organisasi. Namun, dia belajar dengan cara melakukan, menggali bagaimana kepemimpinan dan peran pada saat masih di parlemen serta menjadi anggota DPR. Saat Di DPR Venna juga terlibat dalam penyusunan revisi undang-undang perfilman karena pengalamannya sebagai seorang yang berkecimpung dalam industri film, dengan harapan agar pendidikan perfilman di Indonesia lebih berkembang.
Venna berharap artis-artis muda mau untuk bergabung dengan organisasi tersebut sebagai bagian dari regenerasi dan juga untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang perjuangan perempuan. Dia percaya bahwa melalui pendekatan yang inklusif dan edukatif, mereka dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun masyarakat yang lebih baik bagi kaum perempuan.
Termasuk upayanya dalam melawan bullying dan mendukung isu-isu seperti hukum dan hak perempuan. Baginya, organisasi ini adalah wadah yang tepat untuk mewadahi perempuan dari berbagai latar belakang, suku, dan profesi.
Meskipun tidak lagi menjadi anggota DPR, Venna tetap berkomitmen untuk mendukung isu-isu yang penting bagi masyarakat melalui organisasi non-pemerintah. “Saya berani speak up pada saat itu dengan segala konsekuensinya,” tutur Venna dengan tekadnya. Melalui partisipasinya dalam DPN Srikandi Pemuda Pancasila, dia terus menjalankan perannya sebagai agen perubahan dan pembela hak-hak perempuan.
“Kita punya bidang hukum dan ham, bidang agama, bidang perempuan dan anak, UMKM. Jadi saya pikir ya nggak di politik pun saya tetap akan berkarya untuk masyarakat,” ujar Venna dengan yakin. Melalui komitmennya dan semangatnya yang tak kenal lelah, Venna Melinda terus berusaha untuk memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat Indonesia.
Pesan untuk Kaum Wanita
Venna memberikan pesan penting untuk para kader dan perempuan Indonesia secara umum. “Pokoknya women support women, karena di Indonesia ini jumlah perempuan hampir sama dengan laki-laki. Jadi isu-isu kesetaraan gender bisa kita perjuangkan lewat organisasi ini,” kata Venna. Ia menekankan pentingnya saling mendukung dalam berbagai bidang yang ada di organisasi.
Ia mendorong perempuan untuk terus berkarya di mana pun, termasuk dalam organisasi. “Dalam organisasi, kita bisa berinteraksi, support satu sama lain, dan ada banyak bidang yang membuat perempuan Indonesia bisa lebih maju. Kita punya bidang humas, hukum dan HAM, agama, perempuan dan anak, serta UMKM,” ujarnya. Ia menekankan bahwa organisasi ini menyediakan platform untuk perempuan saling mendukung, baik dalam bisnis maupun ketika menghadapi masalah sosial seperti KDRT dan kekerasan seksual.
Lebih jauh, Venna mengingatkan bahwa peran perempuan dalam masyarakat sangat penting, terutama sebagai ibu dan istri yang berkualitas. “Kita harus menjadi individu yang memiliki pengetahuan, sehingga tidak hanya sekadar menjadi ibu rumah tangga tetapi juga memiliki kapasitas yang luas,” tegasnya. Venna percaya bahwa organisasi ini bisa membantu perempuan Indonesia menjadi lebih open-minded tentang kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Selain itu, Venna membagikan tips kesehatan yang ia jalani agar tetap bugar di usia yang tidak lagi muda. “Pola hidup sehat adalah dengan mengubah pemikiran kita bahwa olahraga bukanlah kewajiban, melainkan kebutuhan,” kata Venna. Ia mendorong perempuan untuk menjadikan olahraga sebagai kebiasaan sejak muda, agar bisa menikmati tubuh yang sehat di usia tua. “Jika saat usia masih produktif 20 tahun hingga 40 tahun sudah punya kebiasaan berolahraga, saat usia tua kita tidak olahraga pun tetap sehat,” tambahnya.
Saat ditanya me time Venna mengungkapkan bahwa ia menemukan kebahagiaan dalam kesibukan dan aktivitas yang disukai. “Me time saya adalah berolahraga, dan melakukan semua kerjaan yang saya suka, termasuk mengurus anak,” ungkapnya. Venna menikmati setiap momen bersama anak-anaknya, Varrel dan Athala. Pekerjaannya menurutnya adalah bentuk me time yang paling memuaskan. “Me time itu justru sama anak, melakukan pekerjaan dan hobi yang saya sukai,” pungkasnya dengan semangat. [Red]